Kamis, 30 Juli 2009

Sang Malaikat Pelindung

Suatu ketika ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan.

Maka ia bertanya kepada Tuhannya, "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku di sana?".

Tuhan pun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia".

Namun si kecil bertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai ?"

Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu itu akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu dan dengan kasihnya dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia".

Si kecil bertanya lagi, "Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara padaMu ya Tuhan ?"

Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan mengajarkanmu untuk berdoa".

Lagi-lagi si kecil menyelidik, "Namun aku mendengar di sana ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku ?"

Tuhanpun menjawab, "Tenang, malaikatmu akan terus melindungimu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu".

Namun si kecil ini malah sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihatMu lagi".

Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu akan selalu mengajarkanmu keagunganKu dan dia akan mendidikmu bagaimana agar selalu patuh dan taat padaKu. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingatKu. Walau begitu Aku akan selalu ada di sisimu". Hening. Kedamaian tetap menerpa surga. Namun suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup.

"Ya Tuhan aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku..."

Tuhanpun kembali menjawab, "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan IBU".

by Islamination, di coppy dari pesan di sebuah millist

Kamis, 16 Juli 2009

Puisi untuk Sena

Sena...

Walaupun jarak rumah dan kantor cuma 30 menit
mama selalu kangen kamu...
Dikantor waktu mama diisi dengan ingatan
betapa lucu dan pintarnya kamu
Membaca artikel-artikel menarik tentang
makanan bergizi untuk sang buah hati
Mama jadi ingat Sena
Mama ingin tiap hari menyiapkan makan untukmu
Walau belepotan sesudahnya
Mama ingin tiap hari menyuapkan makan untukmu

Sena...

Walaupun dengan gagah Mama tinggalkan kamu setiap pagi
tapi dalam hati mama tak tega
Mama ingin tiap hari temani kamu bermain
walaupun akan melelahkan, tapi sangat menyenangkan
Saat kamu bangun dipagi hari dan tersenyum melihat mama
Hilang rasa kantuk yang masih tertinggal karena tak cukup tidur
Saat kamu menyambut kedatangan mama sore hari sepulang dari kantor
Hilang rasa suntuk yang masih terbawa dalam perjalanan

Sena...

Saat kau tumbuh dewasa kelak, kamu akan bandingkan mama dengan orangtua yang lain
Tapi mama tak akan bandingkan kamu dengan anak yang lain
Sena adalah sena, anak cantik, pujaan hati Mama

16 Juli 2009

Senin, 13 Juli 2009

Ke Sukabumi

Sudah lama pengen banget bawa Sena main ke kampung halaman Bapak di Sukabumi. Biar Sena tahu sama saudara-saudara Bapak di sana. Tapi selama ini Ma khawatir Sena masih terlalu kecil untuk perjalanan jauh. Apalagi Bapak sangat susah untuk libur lama, jadi pasti ga akan bisa nginep lama-lama di sana.

Cuma keinginan kuat Ma dan Bapak untuk bawa Sena ke sana akhirnya timbul juga minggu kemarin. Sudah direncanakan sejak seminggu sebelumnya untuk bawa Sena menginap di rumah Umi satu malam. Pergi sabtu pagi dan pulang minggi pagi nya. Bapak ga mau bawa Sena diperjalanan terlalu siang, kasihan panas, karena kita pakai Bis Umum Antar Kota. Ma sempet khawatir, karena hari jumatnya Sena terlihat kurang enak badan, hidungnya pilek. Enin dan aki juga sempat peringatkan Ma. Tapi Bapak tetap membesarkan hati, Sena pasti kuat.

Maka akhirnya berangkat juga seperti rencana. Numpang Bis AC ke Sukabumi. Alhamdulillah, Sena kuat dan tidak rewel, malah sangat menikmati perjalanan.

Sampai di Sukabumi tentu sambutan dari saudara-saudara sangat heboh. Sena sempat malu-malu dan sembunyi di ketiak Ma. Tapi cuma sebentar, terus antusias pengen ikutan maen sepupu-sepupu disana. Pulang dari Sukabumi pun Sena baik-baik saja. Ma sangat lega.

Sena dan Boneka Dora

Waktu Sena umur 7 bulan, Aki sudah kenalkan Sena sama tokoh kartun yang sangat pintar. Namanya Dora. Sena kelihatannya senang sekali, langsung matanya terus melihat ke televisi, sangking semangatnya sampai jerit-jerit dan ingin nempel ke tv...mungkin Sena pikir bisa loncat masuk ke tv dan ikut main sama si Dora.

Rasa senang Sena sama si Dora ini menimbulkan ide dibenak Ma dan aki. Kami semua yang mencintai Sena ingin kamu punya boneka Dora. Tapi rupanya sekarang sedang ga musim. Dimana-mana nyari boneka Dora susah, ga gampang kaya waktu pertama kalo tokoh kartun ini muncul beberapa tahun yang lalu. Kalau VCDnya banyak, tapi kan Sena belum mengerti dengan film2 Dora yang banyak muatan pendidikannya. Kalau Boneka, Sena pasti suka.

Lama sekali sudah putus asa ga nemu juga boneka Dora ini. Suatu saat Bi Ulan ada kesempatan tugas ke Pulau Natuna, dan mau mampir ke Pulau Batam. Wah, Ma pikir Batam ini kan tempat yang banyak jual barang-barang dari luar negeri. Jadi Ma titip Bi Ulan, siapa tahu lihat toko mainan tolong tanyakan apa ada boneka Dora.

Eh, ternyata kejutan, Si Dora ini dibawa dari Batam sama Bi Ulan ke Bandung khusus buat Sena. Boneka Dora ini cuma tinggal satu di sebuah toko mainan diantara banyaknya toko mainan yang berderet-deret. Waduh, makasih Bi Ulan.

Sena sudah tahu sekarang kalau ditanya, mana Dora? Sena akan mencarinya, menghampiri, mengambil dan...membantingnya ke lantai...hehehe...dasar Sena! Sena sepertinya mulai punya rasa iri, kalau enin atau aki pegang Dora, pura-pura main sama Dora, Sena juga pasti langsung merebut Dora lalu membanting dan menginjak-injak Dora. Aduh..aduh...anak cantik kok galak...

Sebelas bulan

Tiba-tiba saja Sena terlihat sudah besar sekarang. Sebelas bulan ya, hampir setahun. Walaupun secara motorik kasar Sena perkembangannya belum banyak tapi secara emosional Sena hebat banget. Rasa empati dan emosinya meledak-ledak.

Sena mulai senang mengajak siapa saja untuk maen petak umpet. Sena akan pura-pura pergi atau bersembunyi dibalik kursi atau gorden, lalu mengintip diam-diam. Lucu sekali gaya kamu itu. Kalau yang diintip ternyata mendekat Sena akan menjerit dan tertawa lalu bergerak menjauh sambil kakinya bergerak lincah hendak berlari. Sayang, kamu belum bisa lari sendiri ya, berdiri sendiri saja belum ah, tapi maunya udah pengen main petak umpet dan kucing-kucingan. Tapi itu sangat menyenangkan, melihat tawa ceria dan mata Sena yang berbinar-binar.

Sena makin naik berat badannya, sudah 8 kilo bulan ini. Tapi makannya susah minta ampun. Pengenya sambil mengacak-ngacak makanan. Kalau selesai makan pasti bukan cuma cuci tangan, Sena harus cuci muka, tangan, kaki dan mulut. Baju tentu saja tiap habis makan harus diganti. Habis itu lantai juga harus ikut dibersihkan, soalnya pasti kotor bekas Sena menggambar pake makanan.

Sena sepertinya sudah mengerti banyak kata, walaupun belum bisa mengeluarkan kata-kata. Kalau disuruh duduk sebelum mengambil barang yang jatuh, Sena mengerti. Bagaimana cara turun dari undakan tangga yang tinggi juga tau. Trus caranya turun dari tempat tidur juga Sena sudah paham. Trus habis itu keliatan muka Sena yang pengen dipuji hehehe...pinterrrr...

Ma makin sayang sama kamu, Bapak, aki dan enin juga :)